Heaven or Earth

Sekelompok orang yang anti-sekuler melakukan kampanye utntuk mewanti wanti orang - orang agar waspada dengan kelompok yang mencoba menyebarkan sekularisme. Si anti sekuler menganut paham yang bermuara ke arah Heaven. Smentara kelompok sekuler mengarah ke Earth. Sekuler tidak menyentuh kehidupan rivalnya, dia tidak perduli dan memperhatikan langkah rivalnya, dia hanya ingin dunia. sang anti sekuler mengawasi setiap langkah rivalnya, melakukan mata mata, selalu siap untuk bertempur.

Aneh...bin ajaib. dua orang dengan tujuan berbeda dan melalui jalan yang berbeda bisa bertempur. atas dasar apa ? Ataukah mereka bohong pada dirinya....?? apa sekuler sebenarnya menginginkan surga ataukah sang anti sekuler yang menginginkan dunia ?

Bagian dari Bumi

Tikus tikus dengan seenaknya mulai berkeliaran didalam rumah, menumbangkan semua tong sampah dan menggerogoti roti, kabel, bahkan mencuri sabun mandi. Sabun mandi ??? apa yang akan dilakukan tikus dengan sabun mandi ??? yang jelas sarang tikus mungkin menjadi lebih wangi sekarang.
Berfikir tentang kelakuan tikus, apakah memang sepenuhnya salah mereka ? tidak, sama sekali tidak. dimana lagi mereka harus tinggal ? rumah kita adalah satu satunya tempat yang tersisa buat mereka. karna kita tidak menyisakan tempat buat mereka lagi. Hemm...salah satu keegoisan manusia yang membuat manusia susah.
sistem ekologi....dimana terdapat kumpulan individu yang membentuk populasi dan populasi bertemu dengan populasi yang lain didalam komunitas yang sama. rangkaian komunitas ini membentuk ekosistem yang terbagi berdasarkan kondisi fisik lingkungannya. Bumi yang bulat menciptakan berbagai eksosistem yang unik dan beragam. semuanya tergantung dan bergantung satu sama lain membentuk jaring - jaring kehidupan, rantai makanan dan piramida kekuasaan. kita (manusia) mempunyai kelebihan dibanding penghuni bumi lainnya. kita mampu melihat proses itu secara utuh, kemampuan itu dianggap sebagai bentuk pengesahan kekuasaan untuk melakukan kontrol atas semuanya. tapi apakah kita mampu mengendalikannnya ? ternyata tidak. apa yang kita anggap sebagai pengendalian telah berubah menjadi penggunaan bagian, secara berlebihan, sangat berlebihan. apa yang seharusnya menjadi hak kita telah kita gunakan diluar wilayah yang seharusnya. Sistem ekologi berjalan sesuaai dengan system yang telah diprogram dengan sempurna sehingga berjalan secara otomatis, rangkaian rangkaian flowchart dibuat dengan berjuta juta kemungkinan sehingga setiap pertanyaan menghasilkan jawaban dan jalan.
system yng sudah sempurna itu akhirnya dirusak dan menjadi corrupted. timbul berbagai pertanyaan yang tidak mendapat jawaban. jalan - jalan menjadi buntu. Penghuni eksositem kebingungan mencari - cari. terjadi kekacauan, chaos dimana - mana. Manusia yang menganggap dirinya sebagai penguasa yang diberi kendali mencoba untuk melakukan perbaikan, berusaha menjadi pahlawan bagi bumi, usaha yang sia sia.
Serombongan semut sedang melaksanakan proyek terbaru mereka yaitu pembangunan terowongan lintas yang menghubungkan sumber perbekalan dengan markas utama. kerja keras berhari - hari , sampai berminggu - minggu belum menunjukan hasil. setiap kali mereka menemukan jalan buntu yng keras dan tidak dapat ditembus.mereka berhadapan dengan tembok, aspal, besi. hal yang selama ini tidak pernah diprogram untuk mereka yang selama ini memang tidak tercantum dalam script ekologi. Semut bukanlah bangsa yng mudah menyerah...atas rapat besar maka diputuskan untuk memindahkan koloni dari dalam tanah menuju gunung baru yang berbentuk persegi, tanpa lorong yang gelap, dan kaya akan sumber makanan. Koloni pun berpindah ke rumah kita. masuknya koloni baru kedalam habitat mahluk hidup yang lain akan menimbulkan kompetisi. kompetisi yang menghancurkan. hukum rimba berlaku. kehadiran mereka dirumah kita menciptakan masalh bagi kita. dan menjadikan kekayaan bagi kita yang lain. produk2 anti serangga dibuat, uang berpindah mennjadi barang. kematian bangsa semut didepan mata...juga kecoa dan nyamuk. kita repot membersihkan bangkai bangkai mereka. yang seharusnya menjadi pekerjaan semut yang sudah mati sejak awal.
hAri ini pemimpin dunia (mereka menyebutnya demikian) sedang berdiskusi bagimana menyelamatkan dunia. Bencana sudah diambang mata. transaksi terjadi, persetujuan dibuat. saling tuding menuding. semua berlomba menawarkan solusi. Sistem ekologi tidk dapat dimanipulasi. programmer yang membuatnya jauh dari jangkauan manusia.

Warning. Kspooled Virus,

Your office files (.word. xls) has been change into .exe, you must be think it's old virus that hide your files. Nop, it's new one, it can iinfect your files. So if you scan with your av they will del your files and data goes....
try these one..they said it' work.

http://gilaupload.com/c850cb1575fbc0492df15e8ad204c21474b0696e/PCMAV-RC17.zip

Task Manager dan Regedit terkunci disable?

Aktivitas virus, trojan, dan mallware bisa melumpuhkan system anda dan menghalangi kita untuk membunuh mereka. salah satu jalan yang dipake adalah dengan mengunci Taskman dan regedit " Taskmanager has been diabled by your admin" Regedit has been disabled"

untuk memulihkan keaadaan masukkan rumus ini pada run dan enter

REG add HKCU\Software\Microsoft\Windows\CurrentVersion\Policies\System /v DisableTaskMgr /t REG_DWORD /d 0 /f

untuk regedit

REG add HKCU\Software\Microsoft\Windows\CurrentVersion\Policies\System /v DisableRegistryTools /t REG_DWORD /d 0 /f

Just copy and paste to Run


Gud Luck

Demi Moral Bangsa !

Kisah ini terjadi dalam sebuah pesawat yang membawa rombongan artis Ibukota yang akan mengadakan tour keliling daerah. di tengah perjalanan tiba tiba pesawat bergoncang hebat dan terasa tidak stabil. Pilot yg mengetahui adanya gangguan pada salah satu mesin, dengan cepat membuang semua bagasi demi keselamatan penumpang.

berselang 10 menit goncangan terjadi lagi, pesawat masih kelebihan muatan dan jalan satunya adalah mengurangi beban. dengan terpaksa pilot mengumumkan apa yg terjadi kepada seluruh penumpang, agar diminta teteap tenang dan berdoa.

rombongan artis yang sejak tadi muali curiga akan adanya kelainan semakin panik. Tiba- tiba ditengah kepanikan Artis senior Titik Puspa bediri, berjalan ke arah pintu darurat, dan berkata " Saya sudah tua, aku titipkan dunia musik Indonesia pada kalian semua" lalu dia loncat keluar. melihat kejadian itu artis yng lain pun terharu. berikutnya Elo juga berdiri dan ikut loncat keluar sambil berkata " Aku Pergi Untuk Kembali"
peswat pun kembali normal, namun 5 menit kemudian pilot mengumumkan bahwa
pesawat masih kelebihan beban. penumpang pun saling lirik2kan dengan panik..siapakah yg akan berkorban selanjutnya. Tiba-tiba dari arah belakang berdiri Bang Rhoma Irama, dengan suaranya yg khas dan lantang di berkata " Demi Moral Bangsa......." penumpang semua terharu dan menangis melihat kebesaran hati bang Roma. dia lalu berjalan kearah pintu, menarik Inul yg duduk dekat pintu dan melemparnya ke luar pesawat.....

Poor SeaTurltle


This poor Big sea turtle has ended her/his life by choose the wrong dinner place. My friend see it first time floating in water surface while diving in our work place. at first he was thought it must be some scary marine creature that will harm him. but after closer view they realized that a poor Sea turtle has been trap in mess line after eat 2 box of Oyster (20 pieces). Definitely, he choose wrong place to dinner !

Leatherback sea turtle (Eng) (Dermochelys coriacea)
Penyu Belimbing (Indonesia)


Quick Fact :

The leatherback is the largest living turtle and is so distinctive that it is placed in its own separate family, Dermochelys.

All other sea turtles have bony hard plates on their shells (carapace). The leatherback's carapace is slightly flexible and has a rubbery texture. No sharp angle is formed between the carapace and the under-belly (plastron) so a leatherback is somewhat barrel-shaped. Many can grow to be bigger than one too.

The front flippers of a leatherback are longer than in the other marine turtles, even when you take the leatherback's size into account. They can reach 270 cm in adult leatherbacks.

The largest leatherback on record was a male stranded on the West Coast of Wales in 1988. He weighed 916 kg.

Leatherback hatchlings look mostly black when you are glancing down on them, and their flippers are margined in white. Rows of white scales give hatchling leatherbacks the white striping that runs down the length of their backs.

While the Recovery Plan (being a scientific document) makes no mention of this, Turtle Trax would be remiss not to mention it here: hatchling leatherbacks are cute and engaging little animals.

Of considerable interest is that the core body temperature of adults in cold water has been shown to be several degrees Centigrade above the surrounding water. This allows leatherbacks to prosper in ocean regions where other marine reptiles cannot. Fellow Canadian Michael James of Dalhousie University has been training fishermen in eastern Canada to spot leatherbacks, resulting in numerous sightings and an increased awareness that sea turtles inhabit Canadian waters too.

In 1982, Peter Pritchard estimated that 115,000 adult female leatherbacks existed worldwide and that roughly half of them probably were nesting in western Mexico. In recent years, however, the number of nesting leatherbacks has been in an alarming decline.

Threats

Leatherbacks have historically been taken only rarely for their meat. The greatest threat used to be to their eggs, and this threat still exists. There aren't as many eggs to poach these days, however, because fewer and fewer leatherbacks show up to nest. Scientists have concluded that gill-net and longline fisheries are to blame,

Commercial Fisheries

In 1987, it was estimated that offshore shrimp fleets capture about 640 leatherbacks each year. About a quarter (160) die from drowning and many others die when they are injured unintentionally on the decks of these trawlers. A few years ago, US regulations made the use of Turtle Excluder Devices (TEDs) mandatory. While compliance remains a problem, TEDs have saved many leatherbacks.

A group of sea turtle biologists recently concluded (June, 2000) that gill-net and longline fisheries were probably causing the decline. They published their findings in the prestigious journal Nature. They based their findings on the steep decline in the number of nesting turtles. Although some actions have been taken to limit the impact of longline fishing in the Pacific, the future of the leatherback is still seriously in doubt.

Nesting Environment

Leatherbacks prefer open access beaches possibly to avoid damage to their soft plastron and flippers. Unfortunately, such open beaches with little shoreline protection are vulnerable to beach erosion triggered by seasonal changes in wind and wave direction. A presumably secure beach can undergo such severe and dramatic erosion that eggs laid on it are lost.

The theft of eggs for local consumption is not currently a problem in Florida but continues in low levels in the U.S. Virgin Islands. Even though the harvest of turtle eggs is illegal in Puerto Rico, law enforcement efforts have been unsuccessful in deterring it. Historically, the situation was no better on Puerto Rico's smaller islands: e.g. egg poaching has been described as "extensive and unrelenting" (Carr 1978) and a "major problem" (Tucker 1988) on Culebra. Today poaching has been all but eliminated on Culebra as a result of nightly partrol and nest protection programs initiated by FWS on important nesting beaches in 1984.

Leatherbacks are also vulnerable to beach armouring, beach nourishment, artificial lighting, and human encroachment, as described in Threats to Marine Turtles.


Tambora still Great

Tambora Mountain Fact :

Location: 8.3S, 118.0E
Elevation: 9,348 feet (2,850 m)


Space Shuttle photo STS049-097-054 taken in May 1992 and looking northeast across Tambora.

Tambora is a volcanoes, forming the Sanggar peninsula of Sumbawa Island. The diameter of the volcano at sea-level is about 38 miles (60 km). Prior to the 1815 eruption, the volcano may have been as tall as 13,000 feet (4,000 m). The 1815 eruption formed a caldera about 4 miles (6 km) in diameter. The caldera is 3,640 feet (1,110 m) deep.

The 1815 eruption of Tambora was the largest eruption in historic time. About 150 cubic kilometers of ash were erupted (about 150 times more than the 1980 eruption of Mount St. Helens). Ash fell as far as 800 miles (1,300 km) from the volcano. In central Java and Kalimantan, 550 miles (900 km) from the eruption, one centimeter of ash fell. The Volcanic Explosivity of the eruption was 7. The eruption column reached a height of about 28 miles (44 km). The collapse of the eruption column produced numerous pyroclastic flows. As these hot pyroclastic flows reached the ocean where they caused additional explosions. During these explosions, most of the fine-fraction of the ash was removed. The eruption formed a caldera. An estimated 92,000 people were killed by the eruption. About 10,000 direct deaths were caused by bomb impacts, tephra fall, and pyroclastic flows. An estimated 82,000 were killed indirectly by the eruption by starvation, disease, and hunger.

The 1815 eruption of Tambora caused the "Year without a Summer." Daily minimum temperatures were abnormally low in the northern hemisphere from late spring to early autumn. Famine was widespread because of crop failures.

Now What !, It's me and Tambora


Sources:http://volcano.und.edu/vwdocs/volc_images/southeast_asia/indonesia/tambora.html

They Should Go to School !

Pagi hari di suatu pulau kecil di Teluk Saleh Sumbawa, saat matahari masih jauh dari Timur, gadis remaja itu sudah bangkit dari tempat tidurnya meninggalkan 3 orang temannya yg masih jauh dalam mimpi. Berjalan gontai di lorong rumah panggung dengan koyo masih menempel di keningnya. sesaat kemudian dia sudah berjongkok didepan 3 buah kompor yang sudah menanti untuk dipanaskan. Dengan cekatan dia menyalakan ketiga kompor lalu menata wajan dan dandang diatasnya. Selang dua jam kemudian dia berdiri di samping meja menata hasil karyanya pagi itu.
Ketiga orang temannya sudah bagun sejak satu jam yg lalu, menyegarkan diri dengan mandi pagi lalu mengenakan seragam kebesaran : kaos lengan panjang, celana panjang, sepatu bootm selendang pentup kepala, dan menggenggam sarung tangan. dengan sabar mereka mengikuti antrian pria yang mengambil sarapan pagi itu, hasil karya temannya.
Matahari belum juga muncul, namun rombongan pria dan tiga wanita tadi sudah berjalan menuju dermaga menanti kendaraan yang akan membawa mereka menuju lokasi kerja di laut. hari ini mereka akan bekerja extra keras dan menunda makan siang hingga pukul 2. Tak perduli dengan panasnya matahari, atau hewan-hewan laut yang bau dan menyengat kulit mereka yang masih muda. Mereka menikmati setiap waktu dengan tawa.
Seklumit cerita diatas menggambarkan 4 orang gadis remaja berusia 14-17 tahun yang "harus" bekerja dimana mereka seharusnya masih bersekolah. ini adalah gambaran nyata tentang apa yang terjadi di republik ini, di suatu tempat yang jauh dari penglihatan orang-orang yang mengurus negara ini. ke empat remaja tadi mulai masuk ke dunia kerja sejak mereka masih berumur 12, 13 tahun. melakukan berbagai aktifitas yg bisa dikategorikan kasar dan biasanya dilakukan kaum pria.
Gambaran detailnya belum diceritakan disini dan orang mungkin beranggapan kalau apa yang terjadi diatas adalah hal yang biasa. namun apakah yang mereka alami hanya sebatas bekerja saja ? ada hal lain yang perlu dicermati yang terjadi dibalik kehidupan mereka. Apa yang terjadi ketika jam kerja sudah selesai dan semua karyawan kembali ke pondok peristirahatannya masing -masing. Ketika para pria sudah bersantai melepas lelah, dan mencari kesenangan dengan berolah raga, para wanita muda ini masih melakukan pekerjaan domestik seperti mencuci pakaian pria - pria yang tengah bersantai tadi. cukup sampai di situkah ? ketika malam hari gadis - gadis belia ini berubah menjadi Wanita Dewasa atas nama Cinta. Melayani hasrat pria-pria dewasa yg berstatus suami atau bujangan. Mereka kehilangan masa-masa menjadi ABG dan bersekolah. menjadi dewasa dengan cara singkat, dihisap madunya dan dibuang begitu saja. Mereka menangis semudah mereka tertawa, jiwa kekanakan masih kental dalam diri mereka.

Haruskah mereka melakukan ini ? apakah kemiskinan selalu menjadi kambing hitamnya ? lalu apakah miskin jika telepon genggam ada di saku mereka ? Pekerja Anak harus dihentikan segera.

Next : Village Undercover(menguak kehidupan bebas remaja pedesaan)

Now What ?




Memoar Of PADI

Ntah knapa hari ini, lebih tepatnya sejak sore sampe saat ini dari speaker di meja operator yg kedengaran cuma lagunya Padi ambul 1 dan 2. Ummff.... teringat lagi sama masa-masa awal kuliah dulu, tercium bau udara Tembalang dan wajah2 ikasu yg lucu-lucu.
Yup, banyak kenangan terlintas dikepala, manis pahit getir asam asin. All in, it's about friendship, Missouri, Love, desperate, heartbroke, adventure, hunger, many more....
It's about kost, basecamp, lantai 2 kampus, kantin mami, warteg, pecel lele, Gindo. Simpang lima, citra21, Angkot Oranye, mamamia, kucingan.

Kalo Piyu bikin lagu punya cerita sendiri, aku juga punya cerita sendiri dari hasil karyanya Piyu.

Now what ?

Free Trial...

Setelah blog di FS terlantar sekian lama...akhirnya coba pindah ganti blog baru... mudah- mudahan ada perubahannya...dalam hal isi tentunya...