They Should Go to School !

Pagi hari di suatu pulau kecil di Teluk Saleh Sumbawa, saat matahari masih jauh dari Timur, gadis remaja itu sudah bangkit dari tempat tidurnya meninggalkan 3 orang temannya yg masih jauh dalam mimpi. Berjalan gontai di lorong rumah panggung dengan koyo masih menempel di keningnya. sesaat kemudian dia sudah berjongkok didepan 3 buah kompor yang sudah menanti untuk dipanaskan. Dengan cekatan dia menyalakan ketiga kompor lalu menata wajan dan dandang diatasnya. Selang dua jam kemudian dia berdiri di samping meja menata hasil karyanya pagi itu.
Ketiga orang temannya sudah bagun sejak satu jam yg lalu, menyegarkan diri dengan mandi pagi lalu mengenakan seragam kebesaran : kaos lengan panjang, celana panjang, sepatu bootm selendang pentup kepala, dan menggenggam sarung tangan. dengan sabar mereka mengikuti antrian pria yang mengambil sarapan pagi itu, hasil karya temannya.
Matahari belum juga muncul, namun rombongan pria dan tiga wanita tadi sudah berjalan menuju dermaga menanti kendaraan yang akan membawa mereka menuju lokasi kerja di laut. hari ini mereka akan bekerja extra keras dan menunda makan siang hingga pukul 2. Tak perduli dengan panasnya matahari, atau hewan-hewan laut yang bau dan menyengat kulit mereka yang masih muda. Mereka menikmati setiap waktu dengan tawa.
Seklumit cerita diatas menggambarkan 4 orang gadis remaja berusia 14-17 tahun yang "harus" bekerja dimana mereka seharusnya masih bersekolah. ini adalah gambaran nyata tentang apa yang terjadi di republik ini, di suatu tempat yang jauh dari penglihatan orang-orang yang mengurus negara ini. ke empat remaja tadi mulai masuk ke dunia kerja sejak mereka masih berumur 12, 13 tahun. melakukan berbagai aktifitas yg bisa dikategorikan kasar dan biasanya dilakukan kaum pria.
Gambaran detailnya belum diceritakan disini dan orang mungkin beranggapan kalau apa yang terjadi diatas adalah hal yang biasa. namun apakah yang mereka alami hanya sebatas bekerja saja ? ada hal lain yang perlu dicermati yang terjadi dibalik kehidupan mereka. Apa yang terjadi ketika jam kerja sudah selesai dan semua karyawan kembali ke pondok peristirahatannya masing -masing. Ketika para pria sudah bersantai melepas lelah, dan mencari kesenangan dengan berolah raga, para wanita muda ini masih melakukan pekerjaan domestik seperti mencuci pakaian pria - pria yang tengah bersantai tadi. cukup sampai di situkah ? ketika malam hari gadis - gadis belia ini berubah menjadi Wanita Dewasa atas nama Cinta. Melayani hasrat pria-pria dewasa yg berstatus suami atau bujangan. Mereka kehilangan masa-masa menjadi ABG dan bersekolah. menjadi dewasa dengan cara singkat, dihisap madunya dan dibuang begitu saja. Mereka menangis semudah mereka tertawa, jiwa kekanakan masih kental dalam diri mereka.

Haruskah mereka melakukan ini ? apakah kemiskinan selalu menjadi kambing hitamnya ? lalu apakah miskin jika telepon genggam ada di saku mereka ? Pekerja Anak harus dihentikan segera.

Next : Village Undercover(menguak kehidupan bebas remaja pedesaan)

Now What ?




0 Responses